BPS: Inflasi November Tertinggi Terjadi di Tanjung Selor, Tembus 9,20 Persen

Tingkat inflasi Indonesia di bulan November 2022 mengalami penurunan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan sebaran wilayahnya di Indonesia. Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi tertinggi di Pulau Sumatera terjadi di Bukittinggi, Sumatera Barat. "Itu di Sumatera itu tertinggi Buktittinggi. 7,01 persen," kata Margo Yuwono, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dan Percepatan Realisasi Belanja Daerah, Senin (5/12/2022).

Sementara di Pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember, dengan angka 7,76 persen. "Sedangkan di Jawa, tingkat inflasi tertingginya itu ada di Jember 7,76 persen," jelasnya. Kemudian,inflasi tertinggi untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) terjadi di Kupang. "Kemudian kelompok Bali Nusra tertinggi terjadi di Kupang 7,30 persen," tutur Margo.

Selanjutnya, wilayah Sulawesi kata Margo, inflasi tertinggi terhadi di Kabupaten Parepare. Kemudian, wilayah Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selora. "Sulawesi, inflasi tertingginya itu ada di Pare pare 7,11 persen. Kemudian Kalimantan di Tanjung Selor dengan 9,20 persen," ujar Margo. Sebagai informasi, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali memimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (5/12/2022).

Rapat tersebut dihadiri Mendagri Tito Karnavian, Ketua Badan Pangan Nasional RI Arief Prasetyo Adi, Ketua Badan Pusat Statistik Margo Yuwono, dan seluruh jajaran Pemda yang hadir secara virtual. Sebelumnya, Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi Indonesia hingga bulan November 2022, sebesar 5,42 persen. Angka tersebut menunjukkan tren turun dibanding bulan Oktober 2022. "Jadi kalau melihat inflasi kita yang year on year, yang 5,42 persen. Memang ini melandai dibanding bulan Oktober (2022), ya 5,71 persen," kata Margo Yuwono, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dan Percepatan Realisasi Belanja Daerah, di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat (5/12/2022).

Menurutnya, angka tersebut juga relatif menurun dibandingkan tahun 2021 lalu. "Jadi melandai kalau kita bandingkan dengan tahun 2021," ujarnya. Margo menjelaskan terkait penyebab inflasi yang terjadi. Ia mengatakan, ada dua penyebab. Penyebab pertama, jelasnya, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau, dengan angka inflasi 5,87 persen. "Ada dua penyebab di sana yang terbesar. Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi 5,87 persen, dengan andil terhadap inflasi 1,59 persen," jelas Margo.

Margo menyebut, penyebab inflasi yang kedua karena kelompok transportasi. "Di bulan Desembwr ini mengalami inflasi sebesar 15,45 persen, yang memberi andil kepada inflasi 1,86 persen," jelas Margo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *