Pemerintah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) terus memaksimalkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata dan kopi gayo yang kini menjadi komoditas unggulan daerah. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nangroe Aceh Darussalam, Almuniza Kamal mengungkapkan, pariwisata di Aceh patut dimaksimalkan karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Selain itu, NAD memiliki panorama alam yang sangat indah terdiri dari pegunungan hingga pantai yang cantik. Saat ini banyak desa wisata di NAD yang sukses menyabet penghargaan di tingkat nasional.
Kopi Gayo saat ini juga menjadi jenis kopi arabika terbaik di Indonesia, bahkan dunia. Faktor faktor tersebut merupakan potensi besar yang harus dimaksimalkan, dan menjadi sumber pendapatan daerah. Dia melanjutkan, untuk mencapai cita cita tersebut, seluruh masyarakat harus turut mendukung dan berkolaborasi agar pariwisata Aceh kian menjadi primadona.
Partisipasi aktif masyarakat dinilai sangat vital untuk menyiapkan iklim yang kondusif bagi semua daerah wisata. Meski sektor pariwisata terus didorong dan dimaksimalkan potensinya, Almuniza juga menekankan agar pariwisata di Aceh tidak boleh dilepas dari kenyataan bahwa Aceh merupakan Provinsi yang menerapkan Syariah Islam sebagai paradigma. Batasan batasan yang telah ditetapkan oleh agama tidak boleh dianggap sebagai penghambat, namun harus disikapi sebagai tantangan agar dari hal tersebut menciptakan kegiatan wisata atau destinasi wisata yang tetap berada pada bingkai Syariah Islam.
“Dalam hal ini potensi tanah Gayo sebagai destinasi wisata syariah telah mengungguli daerah lain di Indonesia. Kita membutuhkan seluruh dukungan demi wujudkannya,” pungkas Almuniza.